Membentuk Generasi Tenaga Kesehatan Tanggap Darurat

Selasa, 08 Jul 2025 | 13:38:06 WIB - Oleh Administrator PT


Membentuk Generasi Tenaga Kesehatan Tanggap Darurat

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kondisi geografis yang beragam serta tantangan kesehatan yang kompleks, membutuhkan tenaga kesehatan yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan secara akademis, tetapi juga tangguh, cepat tanggap, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, terutama dalam menghadapi berbagai situasi darurat. Semangat inilah yang senantiasa diusung oleh STIKes Husada Mandiri Poso dalam setiap aktivitas akademiknya.

Sebagai institusi pendidikan tinggi kesehatan yang berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan berbasis kompetensi praktis, STIKes Husada Mandiri Poso terus berupaya mewujudkan sumber daya manusia kesehatan yang profesional, adaptif, dan siap terjun ke masyarakat. Salah satu upaya konkret tersebut diwujudkan melalui kegiatan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD), yang tidak hanya membekali mahasiswa dengan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di lapangan.

Pada hari Sabtu, 14 Juni 2025, STIKes Husada Mandiri Poso mengadakan Workshop Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang dilaksanakan di Gedung Wanita, Poso Kota. Sebanyak 242 mahasiswa yang berasal dari Program Studi S1 Keperawatan dan D3 Kebidanan turut berpartisipasi secara antusias dalam kegiatan penting ini. Kegiatan workshop ini menjadi salah satu bentuk komitmen institusi dalam mempersiapkan calon tenaga kesehatan yang tidak hanya cakap secara teori, tetapi juga siap menghadapi berbagai kondisi darurat di lapangan dengan sigap dan profesional.

Kegiatan workshop ini bukan sekadar rutinitas akademik. Lebih dari itu, ini merupakan upaya konkret kampus untuk menanamkan keterampilan penyelamatan nyawa yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan. Dalam situasi henti jantung mendadak atau gangguan pernapasan, kecepatan dan ketepatan tindakan awal sangat menentukan nasib pasien, Itulah kenapa Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan inti dari penanganan kondisi darurat medis. Materi yang disajikan mencakup pengenalan prinsip darurat, teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP) untuk orang dewasa, anak-anak dan bayi, penggunaan Automated External Defibrillator (AED), pengelolaan saluran napas, serta teknik pemindahan korban dengan aman.

Seluruh sesi dipandu langsung oleh praktisi profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Luwu Timur. Kehadiran narasumber yang kompeten seperti Muhlis Katili, S.Kep, Ns., CHt., LNLP, menambah kekayaan wawasan peserta karena mendapatkan pengalaman dari praktisi lapangan yang telah berkali-kali berhadapan langsung dengan kasus kegawatdaruratan.

Metode pembelajaran interaktif yang diterapkan dalam workshop — mencakup teori, demonstrasi, hingga simulasi kelompok — menawarkan pengalaman belajar yang praktis. Mahasiswa tidak hanya memahami secara teori, tetapi juga dapat mengasah keterampilan fisik dalam melakukan tindakan penyelamatan.


Ini adalah wujud nyata pelaksanaan misi STIKes Husada Mandiri Poso, karena membaca buku saja tidak cukup, mahasiswa dianjurkan untuk benar-benar menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh. kegiatan ini juga sejalan dengan semangat pengabdian kepada masyarakat yang merupakan inti tridharma perguruan tinggi. Mahasiswa dilatih untuk siap menghadapi dunia kerja, tidak hanya di dalam rumah sakit, tetapi juga dalam situasi darurat di masyarakat, di mana respons cepat sering kali menentukan antara hidup dan mati.

Di tengah melonjaknya angka serangan jantung, stroke, kecelakaan lalu lintas, dan bencana alam di berbagai wilayah, keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD) menjadi tuntutan mendesak bagi setiap tenaga kesehatan. Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2025 mencatat bahwa angka kejadian serangan jantung mendadak mencapai 15% dari total kasus kegawatdaruratan yang dilaporkan di fasilitas kesehatan primer dan rumah sakit (Kemenkes RI, 2025). Selain itu, kasus stroke akut meningkat 12% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara kecelakaan lalu lintas yang memerlukan penanganan kegawatdaruratan mencapai 135.000 kasus sepanjang tahun (Kemenhub RI, 2025).

Melihat realitas tersebut, kemampuan melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dan pertolongan pasien dengan kondisi gagal napas. bukan lagi sekadar kompetensi tambahan, melainkan keharusan mutlak bagi tenaga medis maupun tenaga kesehatan non-medis. Tidak heran jika STIKes Husada Mandiri Poso menjadikan pelatihan semacam ini sebagai program unggulan tahunan dalam kerangka penguatan kurikulum kegawatdaruratan berbasis kompetensi.

Semangat peserta nampak sejak sesi pembukaan. Usai melantunkan lagu kebangsaan, sejumlah materi disampaikan dengan antusias. Mahasiswa mencatat dengan seksama, mencoba alat AED, melakukan praktik RJP, hingga melaksanakan simulasi skenario darurat seolah-olah mereka berada di ruang gawat darurat rumah sakit.

 Sumber: Foto Dokumentasi Demonstrasi Pelatiahan

Di akhir sesi, peserta yang menunjukkan kemampuan terbaik menerima penghargaan, bukan hanya hadiah, tetapi sebagai dorongan agar lebih giat meningkatkan keterampilan. Karena dalam bidang kesehatan, kesalahan kecil dapat mengakibatkan dampak yang signifikan.

Pelaksanaan workshop ini juga berfungsi sebagai kesempatan untuk mengembangkan karakter mahasiswa terkait kerja sama tim, komunikasi yang efektif, tanggung jawab, dan kemampuan pengambilan keputusan yang cepat dalam kondisi yang sangat menekan. Keterampilan lunak seperti ini yang memperkuat kesiapan mereka menjadi tenaga kesehatan yang profesional.

Lebih dari sekadar aktivitas kampus, lokakarya ini menyampaikan pesan etika yang mendalam “menyelamatkan satu jiwa sama dengan menyelamatkan seluruh umat manusia” Nilai-nilai kemanusiaan universal inilah yang menjadi dasar etika keperawatan dan kebidanan saat ini.

Ke depan, STIKes Husada Mandiri Poso akan menjadikan pelatihan kegawatdaruratan sebagai bagian dari kurikulum wajib, serta memperluas jangkauan pelatihan kepada masyarakat umum, institusi pendidikan, dan komunitas, sebagai wujud pengabdian kampus terhadap lingkungan.

Pada akhirnya workshop Bantuan Hidup Dasar yang di laksananakan Stikes Husada Mandiri Poso Tahun 2025 ini bukan hanya kegiatan satu hari, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan pelayanan kesehatan Indonesia yang lebih profesional, humanis, dan responsif terhadap kondisi darurat. Ini adalah sumbangan kecil dari Poso, untuk Indonesia yang lebih sehat.

Daftar Pustaka:

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Laporan Tahunan Kesehatan Indonesia 2025. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
  2. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. (2025). Statistik Kecelakaan Lalu Lintas Nasional 2025. Jakarta: Pusat Data Transportasi Darat.
  3. American Heart Association (AHA). (2020). 2020 AHA Guidelines for CPR and ECC. Dallas: AHA.


Penulis : Wafri Matorang, 


Tuliskan Komentar